Pemerintah Salurkan Bantuan Program Keselamatan Polri Bagi Ribuan Sopir di Sulut

15 Apr 2020 - 09:04

MANADO, Humas Polda Sulut – Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Polri memberikan bantuan perlindungan sosial kepada pekerja informal seperti pengemudi taksi, sopir bus, truk hingga kernet. Bantuan ini dalam rangka menanggulangi dampak dari wabah Covid-19, dimana setiap sopir akan diberikan insentif sebesar Rp. 600 ribu per bulan selama 3 bulan.

“Kita prihatin dengan merebaknya wabah Covid-19, tentu ini berdampak pada semua sektor termasuk masalah moda transportasi. Dimana pada moda transportasi darat tentu banyak kendaraan-kendaraan yang mengangkut penumpang berkurang seperti biasanya,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Sulut Kombes Pol Iwan Sonjaya.

Untuk itu Pemerintah memberikan bantuan Program Keselamatan Polri, kepada para pengguna jalan dalam hal ini sopir angkutan umum, pengendara becak, sopir delman, sopir bentor, yang terkena dampak.

”Dimana kegiatan ini akan di launching besok (15/04/2020), serempak seluruh Indonesia, yang akan dilaksanakan menggunakan media video conferece,” ujarnya.

Piohaknya sudah mendatakan seluruh sopir-sopir yang terlibat dalam moda transportasi darat se-Sulawesi Utara. “Ada sebanyak 2.043 orang yang tersebar di masing-masing Kabupaten. Teknisnya nanti akan diberikan bantuan, kita bekerja sama dengan Bank BRI, masing-masing orang diberikan bantuan Rp. 600 ribu per bulan dan kegiatan ini dilaksanakan selama 3 bulan,” ucap Sonjaya.

Tahapan-tahapannya katanya, bulan pertama dari tanggal 15 April sampai 15 Mei dilaksanakan kegiatan pelatihan kepada penerima.

“Dalam pelatihan tersebut dijelaskan apa itu Covid-19, bagaimana penyebarannya dan bagaimana pencegahannya. Dikandung maksud supaya sopir-sopir ini mengetahui, sehingga mereka bisa mengaplikasikan contoh misal pelaksanaan pembatasan sosial dalam hal ini physical distancing kepada para penumpang. Sehingga para sopir bisa menerapkan dalam melaksanakan mengambil penumpang,” terang Sonjaya.

Kemudian kedua, pada tanggal 16 Mei sampai 15 Juni itu dilaksanakan pelatihan terkait masalah etika pelayanan.

“Etika pelayanan ini diberikan supaya para sopir-sopir. Semisal contoh kecil sopir menggunakan masker, termasuk penumpang menggunakan masker. Bila perlu di kendaraan umum disediakan hand sanitizer, kemudian juga berpenampilan rapi,” tegasnya.

Untuk tahap ketiga dilaksanakan pada tanggal 16 Juni sampai dengan 15 Juli. Ini laksanakan pelatihan safety riding dan safety driving.

“Kenapa safety riding dan safety driving, dilaksanakan di bulan terakhir, kita berharap pada saat bulan-bulan terakhir mudah-mudahan wabah Covid-19 ini sudah mulai mereda, bisa kembali seperti biasa aktivitas, sehingga para pengguna jalan dalam hal ini sopir-sopir semakin bertambah wawasannya dalam hal tertib berlalu lintas,” jelasnya

Bagikan :

KOMENTAR